Kamis, 17 November 2016

Pisang Kapik Primadona Bukittinggi

EKSISTENSI PISANG KAPIK DI ERA MODERN SEBAGAI PRIMADONA BUKITTINGGI

DIAJUKAN UNTUK
LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH
KEBUDAYAAN MAHASISWA
2016

OLEH
FEBRI TORY
4615025

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan berkat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Eksistensi Pisang Kapikdi Di Era Modern Sebagai Primadona Kota Bukittinggi dengan baik.
Karya Tulis ini berisikan tentang informasi salah satu makanan khas kota Bukittinggi  yaitu, pisang  kapik yang menjadi primaona dikalangan pelancong luar Bukittinggi.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan karya tulis ini.

                                                                           Bukittingggi, 27 September 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………3
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………4
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………17







DAFTAR LAMPIRAN

Surat Rekomendasi
Curriculum Vitae
Foto 3x4 : 2 lembar






BAB I
PENDAHULUAN

Bukittinggi merupakan salah satu kota tujuan wisata bagi para pelancong, baik pelancong dari dalam maupun luar negeri. Bukittinggi merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang berhawa sejuk dan memiliki pemandangan alam yang indah ditambah dengan penampakan ngarai sianok yang mempunyai nilai tambah kota kelahiran Wakil Presiden pertama Republik Indonesia ini. Selain bentang alam yang indah, para pelancong yang datang ke Bukittinggi inipun bukan hanya akan dimanjakan matanya oleh objek wisata yang bagus dan menawan seperti ngarai sianok, benteng for de kock dan lain-lain, namun para pelancong juga akan dimanjakan lidahnya dengan wisata kuliner yang ada di kota Bukittinggi ini, salah satunya adalah kuliner pisang panggang atau pisang kapik.
Pisang kapik merupakan satu dari beberapa makanan khas kota Bukittinggi, artinya pisang kapik ini merupakan warisan turun temurun dari urang kurai asli.Selain itu pisang kapik juga menjadi primadona dikalangan para pelancong yang singgah ke Bukittinggi. Namun, masih banyak orang yang awam akan makanan khas Bukittinggi yang satu ini, seperti yang kita ketahui oleh-oleh khas yang terkenal dari kota bukittinggi adalah kerupuk sanjai. Untuk itu keberadaan pisang kapik ini perlu diekspos lagi agar orang awam juga mengetahui makanan ringan yang banyak manfaat bagi kesehatan ini, agar kedepannya pisang kapik ini dapat menjadi cemilan primadona di kancah nasional yang dapat mengalahkan makanan ringan kekinian yang kurang sehat bagi kesehatan tubuh manusia.Selain itu, agar eksistensi dari pisang kapik ini dapat tetap terjaga ditengah dunia modern ini karena pisang kapik merupakan salah satu resep warisan nenek moyang urang kurai asli.

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Kebudayaan
            Dalam literatur ilmu antropolgi terdapat istilah yang semakna dengan kebudayaan yaitu culture, civilization dan kebudayaan.Kultur berasal dari kata cultura (kata kerjanya colere). Arti kultur adalah memelihara, mengerjakan atau mengolah. Sehingga kebudayaan adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.(Atang ABD. Hakim dan Jaih Mubarok, 2008:27). Istilah kedua yaitu sivilisasi (Civilization) berasal dari kata latin yaitu civis(warga Negara), civitas (warga kota), civilitas (kewarganegaraan). Oleh karena itu S. Takdir Alisyahbana menjelaskan bahwa sivilisasi berhubungan dengan kota yang lebih progresif dan lebh halus. Dalam bahasa Indonesia, peradaban dianggap sepadan dengan kata ini.
            Beberapa pengertian kebudayaan menurut S. Takdir Alisyahbana :
1.      Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks terjadi dari unsur-unsur berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral dan adat istiadatdan segala kecakapan manusia sebagai anggota masyarakat.
2.      Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi.
3.      Kebudayaan adalah cara, aturan dan jalan hidup manusia.
4.      Kebudayaan adalah penyesuaian terhadap alam sekitarnya dan cara-cara menyelesaikan persoalan.
5.      Kebudayaan adalah hasil perbuatan dan kecerdasan manusia.
6.      Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia.
Parsudi Suparlan menjelaskan bahwa kebudayaan adalah serangkaian aturan, petunjuk, rencana dan strategi yang terdiri atas serangkaian model kognitif yang dimiliki manusia dan yang digunakan secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan tindakan-tindakannya.(Atang ABD. Hakim dan Jaih Mubarok, 2008:28).
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menjelaskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, cipta masyarakat.Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang diperlukan masyarakat untuk menguasai alam sekitar.Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai sosial untuk mengatur masalah masyarakat dalam arti luas. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orang yang hidup dalam masyarakat antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. .(Atang ABD. Hakim dan Jaih Mubarok, 2008:29).


Unsur-unsur Kebudayaan.
Terdapat unsur kebudayaan yang bersifat universal, karena dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di dunia ini. Menurut C. Kluckohn terdapat 7 unsur kebudayaan yaitu, :
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian ,perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat produksi dan transportasi).
2.      Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi dan distribusi).
3.      Sistem Kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum dan perkawinan).
4.      Bahasa (lisan atau tulisan) .
5.      Kesenian (seni rupa,seni suara dan seni gerak).
6.      Sistem Pengetahuan.
7.      Religi.
Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar sehingga masyarakat menghasilkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan dalam masyarakat yaitu :
a.       Alat produktif,
b.      Senjata,
c.       Wadah,
d.      Makanan dan minuman,
e.       Pakaian dan perhiasan,
f.       Tempat berlindung dan perumahan,
g.      Alat transportasi. (Atang ABD. Hakim dan Jaih Mubarok, 2008:33)
Sejarah Singkat Pisang Kapik
            Pisang kapik merupakan salah satu makanan khas yang berasal dari kota Bukittinggi. Pada masyarakat awam yang tidak berasal dari kota bukittinggi tentu merasa aneh dengan makanan khas bukittinggi yang terbuat dari olahan pisang yang dibubuhi oleh parutan kelapa yang dicampur dengan larutan gula merah ini. Pisang kapik di Bukittinggi ini merupakan usaha dan resep turun temurun dari keluarga nenek juniarti yang berkediaman di mandiangin, Bukittinggi. Usaha pisang kapik ini berawal pada tahun 1980-an Pada awal keberadaan usaha pisang kapik ini seperti yang dituturkan oleh ibu anik, salah satu anak dari nenek juniarti ini pada awalnya mereka berjualan jagung bakar, namun karena jagung pada saat itu langka dan harganya pun mahal maka mereka beralih dari penjual jagung bakar ke penjual pisang bakar. Pada awalnya nama makanan ini adalah pisang bakar karena belum memakai alat penjepit pisang, dulu sebelum bernama pisang kapik, pisang ini bakar diatas bara api kemudian pisang dijepit dengan alat yang sederhana, sehingga bentuk nya pun belum semenarik sekarang. Karena, pisang ini dijepit dengan alat penjepit yang terbuat dari dua buah papan yang berbentuk persegi dan dikaitkan satu sama lain sehingga bentuk pisang kapik sekarang menjadi bulat dan tipis dan mulai sejak itu, makanan ini berganti nama menjadi pisang kapik. Selain itu pada awal keberadaannya, pisang kapik ini hanya dicampur dengan parutan kelapa saja tidak dibubuhi larutan gula merah, namun karena parutan kelapa ini mudah membusuk maka keluarga nenek juniarti mensiasatinya dengan cara mencampurkan parutan kelapa dengan larutan gula merah agar lebih tahan lama.
            Usaha pisang kapik yang dirintis nenek juniarti dan anak-anaknya ini merupakan usaha warisan dari keluarga mereka. Buktinya usaha pisang kapik ini hanya dapat dijumpai di 3 tempat di Bukittinggi, yakni satu tempat di dekat janjang gudang bukittinggi dan dua tempat di dekat jenjang ampek puluah Bukittinggi dan ketiga penjual ini merupakan putri dari nenek juniarti ini.
All About Pisang Kapik Nenek Juniarti
            Pisang kapik merupakan salah satu dari beberapa makanan khas dari daerah Bukittinggi. Pisang kapik ini tidak terlalu dikenal masyarakat awam apalagi masyarakat yang tidak berasal dari kota Bukittinggi. Pisang kapik ini merupakan olahan makanan yang berbahan dasar pisang. Pisang yang digunakan disini adalah pisang batu atau pisang rajo yang nanti nya akan dipanggang dengan bara api sampai pisang agak berwarna coklat terang, setelah pisang bewarna coklat terang pisang tersebut diletakkan diatas alat penjepit pisang, lalu pisang dikapik dengan cara ditekan. Setelah itu di bubuhi pisang dengan parutan kelapa yang telah dicampur dengan larutan gula merah.
Pisang kapik ini merupakan usaha turunan dari nenek juniarti, seperti yang telah dijelaskan pada sejarah pisang kapik tadi keluarga nenek juniarti ini menjual pisang kapik ini ditiga tempat yaitu satu di dekat janjang gudang dan dua di dekat janjang ampek puluah. Dan ketiga penjual ini adalah putri dari nenek juniarti. Salah satu putri nenek juniarti, ibu anik yang juga merupakan penjual pisang kapik ini menuturkan bahwa usaha pisang kapik ini merupakan usaha keluarganya yang mereka rintis dengan penuh suka duka. Dukanya apabila tidak musim liburan, pemasukan dari jualan usaha ini pun sedikit karena pembeli pisang kapik kebanyakan adalah pelancong , bukan masyarakat asli kota bukittinggi. Seperti yang dituturkan juga oleh ibu anik, pisang kapik ini hanya menjadi primadona dikalangan pelancong, sedangkan hanya sedikit warga asli bukittinggi yang gemar dengan olahan pisang yang satu ini. Harga pisang kapik cukup terjangkau yaitu Rp.5000 rupiah untuk ukuran kecil dan Rp.7000 rupiah untuk ukuran besar. Ibu anik ini sendiri juga telah berjualan pisang kapik pada usia remajanya. Ia berkata bahwa usaha pisang kapik ini adalah profesi tetapnya walaupun pemasukan pisang kapik ini hanya bersumber dari para pelancong dan sebagian masyarakat kota Bukittinggi saja, namun dengan usaha ini ia mampu membayar biaya pendidikan anaknya sampai jenjang perguruan tinggi. Bukan hanya itu dari usaha pisang kapik ini juga, Ibu anik dapat membuat sebuah rumah untuk keluarganya.
Eksistensi Pisang Kapik Nenek Juniarti
            Pisang kapik nenek juniarti ini merupakan makanan tradisional yang enak, sehat dan juga unik. Dikatakan sebagai makanan sehat karena pisang kapik ini adalah olahan makanan yang sehat dan bebas dari bahan pengawet dan zat-zat lain yang dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia. Selain sehat pisang kapik ini juga unik karena bentuknya yang bulat dan pipih, ditambah lagi dengan warna pisang nya yang sedikit kecoklatan.
            Pisang kapik ini walaupun tidak begitu popular dan hanya sebagian bagi masyarakat kota Bukittinggi  yang tahu makanan ini tetapi pisang kapik ini sangat menjadi primadona dikalangan pelancong luar bukittinggi. Buktinya ibu anik pernah masuk Koran pada tahun 2011 dan telah mengikuti banyak kegiatan dan promosi dibanyak televisi  swasta yang ingin membantu ibu anik dalam mempromosikan pisang kapik sebagai makanan khas kota Bukittinggi.
Cara Pembuatan Pisang Kapik :
Bahan-bahan :
1.      pisang batu
2.      Bahan luo/unti
Langkah-langkah :
1.      Untuk luo/unti. Sisir halus gula merah. Campur kelapa parut, gula merah dan bahan lainnya. Masak sampai gula larut. Beri lima sendok makan air. Masak sampai gula larut dan unti mongering sambil diaduk-aduk, matikan kompor, lalu sisihkan.
2.      Kupas kulit pisang dan bakar diatas bara api agar matang merata.
3 
Siapkan alat penjepit dan geprek, jangan geprek pisang hingga hancur, buat pisang tipis dan berbentuk bulat.

4.      Pisang kapik  siap disajikan dan beri luo/unti dibagian atas . nikmati selagi hangat.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Sejarah pisang kapik awalnya dirintis oleh nenek juniarti pada tahun 1980-an sebelumnya beliau membuka usaha jagung panggang karena jagung yang langka dan mahal membuat beliau mencari alternatif dan menggantinya dengan pisang. Eksistensi pisang kapik sebagai primadona kota Bukittinggi masih tetap terjaga kelestariannya dan tidak dimakan oleh zaman yang menghadirkan berbagai maskanan ringan terbaru. Pisang kapik ini bisa kita temukan di kawasan pasar atas yang berjarak sekitar 70 meter arah timur masjid Raya Kota Bukittinggi.Karena, pisang kapikmerupakan makanan yang unik dari segi rasa, dan bentuk yang khas serta, pisang kapik ini sangat sehat tanpa bahan pengawet sehingga makanan ini sudah tidak diragukan lagi keistimewaannya dengan harga yang terjangkau tentunya. Sebagaimana yang kita ketahui makanan ini merupakan pisang yang dibakar diatas batu arang dari tempurung kelapa dan disajikan dengan parutan kelapa dicampur larutan gula merah.
1.2  Rekomendasi
Pengetahuan masyarakat Bukittinggi akan makanan yang satu ini harus ditingkatkan agar sikap kecintaan kepada budaya sendiri dapat dijunjung tinggi karena kebudayaan adalah salah satu ciri identitas dari suatu daerah atau bangsa. Usaha yang dilakukan adalah menjaga kelestariannya dengan banyak melakukan promosi terhadap makanan ini, dan nama pisang kapik dapat dikenal seperti oleh-oleh khas Bukittinggi seperti, kerupuk sanjai.Agar tidak terjadi hal seperti lebih mencintai budaya orang lain, tidak memperdulikan budaya sendiri lagi dan lain hal sebagainya.  

DAFTAR PUSTAKA

Anik,Wawancara,Tanggal 24 September 2016.
Ita Afnita,Wawancara,Tanggal 24 September 2016.
Faiq Aqil,Wawancara,Tanggal 27  September 2016.
Elsa Ardiana,Wawancara,Tanggal 28 September 2016.
Hakim, Atang ABD, dan jaih Mubarok,2008,Metodologi Studi Islam:Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Muhammad Fadli, Wawancara, Tanggal 28 September 2016.
Rinaldi,Ingky,2011,”Pisang Kapik yang Legit Menjepit”,Kompas,7 april, halaman 11.


Dokumentasi